Selamat Datang..!!Kecenderungan manusia untuk saling berbagi, membawanya berfikir dan memanfa'atkan segala media yang ada demi termanifestasikanya sebuah intraksi

Senin, 31 Oktober 2011

Pengajian Habib Lutfi Bin Ali Bin Yahya

Pentingnya Nasionalisme
Presiden toriqoh Habib Muhammad Lutfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya dalam kesempatan pesantren kilat ramadlan di rumah beliau di Jl DR Wahidn noyonta’an no 7 Pekalongan mengatakn betapa pentignya rasa Nasionalisme yang dirasa dewasa ini sudah luntur,hal ini menurut beliau sangat riskan untuk keutuhan negara kesatuan republik Indonesia dan menurutnya faktor inilah yana menjadi sebab yang paling vital dalam keutuhan NKRI tersebut.
Adanya dekhotomi kesukuan/ras,kedaerahan keagma’an,keorganisasian termasuk otonomi daerah ini mengindikasikan lemahnya rasa Nasionailsme yang semstinya harus dijunjung tinggi.adanya dekhotomi ini sebetulnya sudah terjadi sebelum Indonesia merdeka yang diupayakn oleh orang-orang Belanda.Adanya kampung pechinan kampung Arab merupakan bukti pemisahan tersbut.Mereka (Belanda) tidak menginginkan bersatunya ras yang ada di Indonesia sehingga di shatting sedemikan rupa untuk memisahkan mereka dari ras asli (Jwa,Sunda dll).bersatunya antar ras China,Arab,dan Jawa akan menjadi kekuatan yang luar biasa yang bisa mengancam Belanda yang pada waktu itu masih menguasai Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia yang plural/terdiri dari berbagai ras,pulau,daerah,dan agama tentunya harus sadar dan membuka fikiran lebar-lebar bahwa sesungguhnya dekotomi ini merupakan produk Belanda asli yang diciptakan untuk menguasai Indonesia dan hal ini bukan Cuma berhenti sampai Indonesia merdeka,artinya upaya dekotomi sampai sekarngpun masih berlangsung namun dengan atas nama pemeran lain.Bapak DANDIK Wonopringgo yang kebetulan selalu aktif dalam pesantren kilat mengatakn bahwa di setiap titik-titik konflik di Indonesia (NAD,Maluku,Sulawesi,Papua dll) itu terdapat pangkalan militer Amerika dan sekutu,besar kemun gkinan faktor terjadinya konflik tersebut tidak terlepas dari adanya pangkalan militer sekutu itu tadi,walaupun ini masih sebatas hypotesa namun ini juga harus diwaspadai.Indonesia yang kaya dengan pertambangan,minyak bahkan di papua itu ada satu bukit yang seluruh isinya adalah zat yang mengandung kimia dan masih banyak kekaya’an yang lain menjadikan mereka ingin menguasai Indonesia dengan secara perlahan-lahan memisah-misah wilayah-wilayah kecil atau pulau-pulaunya sehingga nanti apabila wilayah-wilayah ini sudah dikuasai sangat mudah sekali untuk menguasai Indonesia “.INDONESIA BETUL-BETUL TERANCAM” apa kita semuanya ini menginginkan hal itu terjadi...?tentunya tidak to.... ?
Kita perlu mengambili i’tibar dari apa yang saya sebutkan tadi diatas,tidak perlu lah kita disibukkan oleh permasalahan-permasalahan internal yang berdampak kepada permasalahan external,saling merasa bahwa ras kitalah yang paling benar,daerah kitalah yang paling benar,jama’ah kitalah yang paling benar,Agama kitalah yang paling benar sehingga menafikkan yang lainya..merasa bahwa agama kita yang paling benar sehingga menganggap bahwa selainya adalah kafir,hal ini selain bertentangan dengan syariat juga menimbulakan konflik yang pada akhirnya mengancam keutuhan NKRI.Seaharusnya sibuk fikiran kita mari kita fokusakan kepada bagaimana caranya keutuhan NKRI ini bisa terjaga sehinnga kita bisa hidup tentram damai amal ibadah kita pun bisa tenang,khusyu,mengingat keberada’anya yang sudah terancam,bukan malah kita fokuskan kepada bagaimana caranya kita mendapatkan pengikut banyak yang sealiran denganya sehingga nantinya memnfaatkan jama’ahnya untuk sekedar mencari kekuasa’an,dan mengklaim orang yang tidak masuk dalam jama’ahnya adalh kafir,inilah yang pada akhirnya nanti memicu perpecahan dikalangan ummat.
Beliau Habib Lutfi adalah presiden toriqoh,tapi beliau sangat menjunjung tinggi nasionalisme karna beliau tau persis bahwa rasa nasionalisme inilah yang akan menyelamatkan Indonesia,sehinnga tidak jarang jama’ah beliau adalah dari kalangan jawa,chaines,kristiani konghucu dll,karna yang beliau tanamkan bukan faktor kechaines-chainesannya,kejawa-jawa’anya keislam-islamanya,tapi bagaimana rasa nasionalisme ini tumbuh dikalangan mereka.
Mungkin ini cerita menarik sengaja saya paparkan untuk sekedar pengetahuan, dan menurut saya ini adalah hal menarik yang pernah saya saksikan sepanjang umur hidup yang sudah saya lewati dan membuat hati saya tersentuh melihatnya yaitu:Dalam forum pengajian Ketika abah menerangkan tentang betapa pentingnya rasa nasionalisme tanpa memandang china,arab,jawa, tiba-tiba ada seorang china yang mengikuti pengajian dan diakhir pengajian orang china tadi mendekati abah seraya berbisik-bisik dan saya tidak mendengar persis apa yang mereka bicarakan setelah agak lama mereka berbincang-bincang dengan lirih,lalau abah berdiri dan belaiu berkata الفا تحة semua jama’ah dengan bingung dan kompak membaca surat al-fatihah tersebut,setelah al-fatihah selsai dibaca abah duduk dan bermusafahah dengan orang china tadi seraya membaca syahadatain orang china itu pun mengikuti bacaan abah,walaupn dengan lisan yang agak angel,ternyata pada waktu itu Allah memberi hidayah padaorang china entah saya tidak tau Agama persisny apa,masuk Islam..Subhanallah!!Haadza min fadli Rabbii.

SELF HYPNOSIS

Sebagian teknik melepas  emosi....
Self hypnosis sebenernya ini bukanlah teknik baru,tetapi cukup powerfull untk proses pengembangan diri secara bertahap.
Carnya:Lkukan teknik ini sa'at berbaring sebelum tidur.1. Berdoalah terlebih dahulu (membaca surat Al-Fatihah atau minimal basmalah)
2. Tarik nafas panjang dan hembuskan perlahan ,ulangi sebanyak 3X lalu pejamkan mata Anda.
3.Selanjutnya dalam kondisi rileks,katakan pada diri anda sendiri (dalam hati). ambil contoh untik membuang kecemasan ketakutan dan kegelisahan karena suatu masalahhidup: "Begitu saya tertidur ,rasa cemas saya hilang,rasa takut hilang,rasa gelisah hilang..."
"Begitu saya terbangun ,saya saya semakin berani ,semakin percaya diri,semakin bhagia dan semakin semangat..."
4. Ucapkan berkali kali, lebih bagus jika sampai tertidu.Sebab dengan begitu afirmasi akan lebih mudah tertanam dipikiran bawah sadr anda.
5. Kemudian begitu bangun tidur ,ucapkan rasa syukur,tersenyumlah tanpa sebab,lalu tarik nafas panjang,hembuskan perlahan...dan katakan..
"Hari ini akan jadi hari yang menyenangkan..."
"Hari ini aku bahagia dan bersemangat..."
"Hari ini hari yang hebat..."
"Hari ini terbaik dalam hidupku.."
6. Lalu bangunlah dengan semangat dan lakukan aktifitas seperti biasa.Lkukan rutinitas ini minimal selama 30 hari,Insya Allah anda akan mersakan manfa'at yang nyata...amin..
Suatu malam seorang berseru "Allah!" berulang-kali hingga bibirnya menjadi manis oleh puji-pujian bagi-Nya. Setan berkata, "Hai kau yang banyak berkata-kata, mana jawaban "Aku di sini!" (labbayka) atas semua seruan "Allah" ini? Tak satupun jawaban dari `Arsy , Berapa lama kau akan berkata "Allah" dengan wajah suram?

Ia pun patah hati dan berbaring tidur, dalam mimpi dia melihat Nabi Khidir di antara dedaunan, yang berkata, "Dengar, engkau telah berhenti memuji Tuhan, mengapa engkau sesali dzikirmu kepada-Nya? Dia menjawab, "Karena tak datang jawaban `Aku di sini', aku takut diriku di jauhkan dari Pintu-Nya." Nabi Khidir menyahut, "Justru sebaliknya; Tuhan berfirman: Sesungguhnya `Allah' dalam dzikirmu adalah `Aku di sini'(dari)-Ku, dan sesungguhnya permohonan dan duka dan semangatmu adalah utusan-Ku kepadamu. Ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk menangkap Karunia-Ku:
Dibalik setiap `O Tuhan'-(oleh) mu selalu ada `Aku di sini' dari-Ku."

Jalaluddin Rumi.

Minggu, 30 Oktober 2011

Dikhotomi

Gerak dinamika sejarah terus melesat sporadis, yang tidak memberi ampun menggilas dan melempar generasi yang terasing dengan zamannya. Zaman sebagai kanvas peradaban, terlalu luas untuk sekedar dilukis dengan satu macam warna. Butuh inklusifitas yang harmonis terhadap aneka warna kebenaran (logika) dan kebaikan (etika), untuk mencipta keindahan (estetika) peradaban kemanusiaan yang madani.
Pesantren dan kampus, dua basis lembaga pendidikan intelektual dan mental-spiritual bangsa Indonesia, betapa dewasa ini terjebak dalam lingkaran dekotomi. Pesantren menjadi kian terukhrawikan, dan sebaliknya kampus menjadi sangat terduniawikan. Pesantren cenderung eksklusif, bahkan skeptis dan melarikan diri dari kenyataan modernitas yang seharusnya ia berada di garda terdepan memimpinya. Sementara kampus, mengalami gejala leberasi intelektual yang membawanya kering spiritualitas.
Dalam konteks demikian ini, santri dan mahasiswa, sebagai representasi kaum terdidik, sangat perlu merapatkan barisan untuk membangun suatu keakraban intelektual dan emosional, agar termungkinkan mendialogkan kekayaan khazanah kepesantrenan dan nilai-nilai akademik dunia kampus secara harmonis dan progresif, sehingga tercipta aras pemikiran generasi-generasi yang ideal, integral dan holistik.